Minggu, 25 Desember 2016

Salah



SALAH.  Kadang, kita merasa Ia seperti bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Kadang, kita merasa Ia seperti parasit yang sedikit demi sedikit menggorogoti tubuh juga jiwa. Kadang pula, kita merasa Ia adalah pemicu terbesar lahirnya egoisme dalam diri seseorang.

Tapi... tahukah kamu?? ‘Salah’ juga merupakan kompas penunjuk. Dari ‘Salah’ akan terlahir sebuah kebenaran. ‘Salah’ menjadikan kita tahu akan benar dan tidaknya perbuatan seseorang.

Lantas… mengapa kita harus bersedih manakala ‘Salah’ menimpa kita? Bukankah harusnya syukur yang terucap?? Bahkan sering kali kita tak mengakuinya manakala ‘Salah’ itu ada. Betapa kufurnya kita padaNya. Sebab, ‘Salah’ adalah bagian dari nikmatNya.

Setiap anak cucu Adam memiliki kemungkinan untuk melakukan kesalahan.
Dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah mereka yang bertobat padaNya”. (H.R. Tirmidzi)
Salah adalah tabiat kita sebagai manusia, hamba Allah, sebagaimana yang Rasulullah katakan. Dan barangtentu ‘Salah’ juga harus bersisian dengan maaf dan taubat agar kita tidak menjadi hamba yang angkuh di hadapan Robb juga mahlukNya.

25-12-2016
22.24 wita, Kemaraya Kendari

#OneWeekOnePaper
#BahasaHati

Qamra ‘Awanta
Berterima kasihlah pada ‘Salah’