SALAH. Kadang,
kita merasa Ia seperti bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Kadang, kita
merasa Ia seperti parasit yang sedikit demi sedikit menggorogoti tubuh juga
jiwa. Kadang pula, kita merasa Ia adalah pemicu terbesar lahirnya egoisme dalam
diri seseorang.
Tapi... tahukah kamu?? ‘Salah’ juga merupakan kompas
penunjuk. Dari ‘Salah’ akan terlahir sebuah kebenaran. ‘Salah’ menjadikan kita
tahu akan benar dan tidaknya perbuatan seseorang.
Lantas… mengapa kita harus bersedih manakala ‘Salah’
menimpa kita? Bukankah harusnya syukur yang terucap?? Bahkan sering kali kita
tak mengakuinya manakala ‘Salah’ itu ada. Betapa kufurnya kita padaNya. Sebab, ‘Salah’
adalah bagian dari nikmatNya.
“Setiap anak
cucu Adam memiliki kemungkinan untuk melakukan kesalahan.
Dan
sebaik-baik yang berbuat salah adalah mereka yang bertobat padaNya”.
(H.R. Tirmidzi)
Salah adalah tabiat
kita sebagai manusia, hamba Allah, sebagaimana yang Rasulullah katakan. Dan barangtentu
‘Salah’ juga harus bersisian dengan maaf dan taubat agar kita tidak menjadi
hamba yang angkuh di hadapan Robb juga mahlukNya.
25-12-2016
22.24
wita, Kemaraya Kendari
#OneWeekOnePaper
#BahasaHati
Qamra ‘Awanta
Berterima
kasihlah pada ‘Salah’