bismillah..
Hy para pembaca yang budiman. jumpa lagi nih dengan saya. udah lama ya rasanya blog ini nggak aktif. kurang lebih udah 3 tahun, hehee.. maafkan saya yang sok sibuk ini.
pagi tadi saat saya membuka mata, tetiba saja pengen buka blog dan nulis lagi. sebenarnya sudah lama sih pengen aktif lagi, tapi karna sifat aku yang suka nunda-nunda sesuatu ya jadinya baru sekarang. alhasil saat mulai nulis, jari dan pikiran udah mulai kaku lagi kayak diawal-awal dulu. barangkali akan banyak kata yang berhamburan, alur cerita yang acak-acakan, jadi nanti mohon dimaklumi yah.. saya baru mulai belajar lagi buat nulis nih. mohon doa terbaik kalian ya, biar saya bisa istiqomah untuk nulis lagi.. :)
well.. sampai ketemu di halaman berikutnya ya.. ;)
Catatan KecilKu
Selasa, 03 Maret 2020
Rabu, 21 Juni 2017
Keimanan yang Benar, Menghasilkan Kemenangan
Islam adalah
agama yang mengatur tatanan kehidupan manusia dengan sempurna, tentang
kehidupan individu maupun masyarakat--baik aspek rasio, materi, maupun
spiritual. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman (petunjuk) ummat Islam,
agar dalam mengarungi hidup sesuai dengan tata aturanNya. “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa” (Al-Baqarah: 2).
Al-Qur’an ialah kitab suci yang harus senantiasa dibaca dan ditadabburi agar
ummat Islam mampu memahami dan mengamalkan isi kandungan dari tiap
ayat-ayatnya. Jika ingin mengenal Islam lebih dalam, maka pelajarilah Al-Qur’an.
Demikian nasehat para ulama. Banyak hal yang bisa dipelajari dari surah-surah
yang terdapat dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah Surah Al-Anfal.
Al-Anfal artinya
harta rampasan perang, yang mana surah ini terdiri atas 75 ayat dan termaksud
golongan surah Madaniyah. Q.S. Al-Anfal
membahas mengenai perang Badar yang mana merupakan perang pertama dalam skala
besar yang dilakukan oleh kaum Muslimin melawan kaum Quraisy. Pada perang
tersebut, kondisi kaum Muslimin sangatlah tidak memungkinkan untuk memperoleh
kemenangan. Sebab dilihat dari jumlah pasukan saja, kaum Muslimin sangatlah
sedikit jika dibandingkan jumlah kaum Quraisy. Perlengkapan kaum Muslimin pun
tak selengkap kaum Quraisy. Namun sebab pertolongan Allah, atas izinNya, kaum
Muslimin memenangkan peperangan. Dan karena kemenangan tersebut, kaum Muslimin
memperselisihkan harta rampasan perang yang didapatkan dari kaum Quraisy. Peristiwa
ini pulalah yang menjadi sebab turunnya surah Al-Anfal.
Jika kita
membaca sejarah peristiwa perang Badar, maka kita akan bersepakat bahwa
peristiwa tersebut menjadi batu loncatan pertama kaum muslimin untuk melebarkan
sayap dakwahnya, apalagi setelah berhasil mengalahkan kaum Quraisy yang sangat
membenci Islam sejak awal kedatangannya. Perang Badar, ialah sebuah ujian dan
hadiah yang Allah swt berikan bagi Rasulullah dan kaum Muslimin saat itu.
Ujian, dimana Allah ingin melihat manakah dari hambaNya yang benar-benar
beriman dan tidak. Benar-benar beriman, artinya ialah senantiasa ta’at kepada
perintah Allah dan RasulNya dalam berbagai hal dan kondisi. Siapakah orang-orang yang benar-benar
beriman tersebut? Mereka adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah
gemetar hatinya, apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka bertambah kuat
imannya, hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, melaksanakan salat, dan
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Allah berikan kepada mereka. Hadiah,
bilamana kaum Muslimin berhasil melewati ujian tersebut dan termaksud dalam
golongan orang-orang yang benar-benar beriman, maka mereka akan memperoleh
derajat yang tinggi di sisi Tuhannya, memperoleh ampunan, serta rezki (nikmat)
yang mulia; memperoleh pertolongan dan kemenangan dari Allah swt.
Proses
perjuangan yang dilakukan oleh kaum Muslimin dalam menghadapi perang Badar dan
ujian yang Allah berikan sungguhlah luar biasa. Sejak semula sebagian dari
pasukan kaum Muslimin tidak menyukai untuk berperang di jalan Allah, sebab hal
tersebut akan menggiring mereka kepada kematian. Bagaimana tidak, rencana awal
mereka hanyalah mencegat sekelompok pedagang kafir Quraisy yang hendak
melintasi kawasan Badar. Namun ternyata ketika di sana, pasukan kafir Quraisy
sangat banyak dan siap untuk melakukan peperangan, sedang mereka tak memiliki
persiapan apapun. Namun karena keta’atan mereka kepada Allah dan RasulNya,
merekapun akhirnya memutuskan untuk melakukan peperangan.
Dikisahkan
Rasulullah saw beserta para sahabat berjalan menuju Badar dan langsung
mengambil posisi yang menguntungkan. Setelah orang-orang musyrik muncul dan
kedua pihak saling melihat, beliau berdiri memohon pertolongan kepada Allah,
diikuti sahabat lainnya dengan penuh ikhlas dan rendah diri di hadapanNya.
Ketika dua pasukan semakin mendekat, Rasulullah berdiri di tengah kaum muslimin
untuk menyampaikan nasihat dan mengingatkan kemenangan yang tak akan lama lagi
diraih. Beliau juga mengabarkan, bahwa Allah menjanjikan masuk surga, bagi
siapapun yang syahid di jalanNya. Pada peperangan ini, diriwayatkan bahwa
Rasulullah senantiasa terus memperbanyak doa, dengan penuh ketundukan dan
khusyu’, sehingga Abu Bakar iba melihat beliau seraya berkata “Ya Rasulullah, demi diriku yang berada di
tanganNya, bergembiralah! Sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi janjiNya
kepadaMu.” Salah satu dari doa beliau, “Ya
Allah, inilah orang-orang Quraisy yang datang dengan kecongkakan dan
kesombongannya untuk mendustakan RasulMu. Ya Allah, tunaikanlah kemenangan yang
telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, kalahkan mereka esok hari…”.
Pertempuran dimulai pada pagi hari tahun kedua hijriyah. Rasulullah mengambil
seganggam krikil dan melemparakannya ke arah kaum musyrik seraya berkata, “Hancurlah wajah-wajah mereka!” sehingga
menimpa mata semua pasukan Quraisy. Allah pun mendukung kaum muslimin dengan
bala bantuan berupa Malaikat. Akhirnya, kemenangan besar diraih kaum muslimin.
Ada 70 musyrikin yang terbunuh dan 70 orang yang tertawan, sedangkan ada 14
orang dari kaum muslimin yang menggapai syahid.
Begitu banyak
pelajaran dan hikmah yang dipetik dari peristiwa perang Badar di atas. Ia
menjelaskan kepada kita terkait prinsip-prinsip keimanan dan problematika yang
dihadapi Rasulullah saw terkait para sahabatnya, kekuatan do’a dalam hidup,
kekuasaan dan kebesaran Allah swt, serta etika berdakwah dan berperang di
jalanNya. Alangkah indahnya jika hal tersebut terilhami oleh seluruh ummat
Islam, walkhusus kita para pelaku dakwah. Setidaknya, kita bisa menyelesaikan
kompleksitas problem ummat yang terjadi saat ini.
Ummat muslim
hari ini sudah terlalu jauh dari ajaran agamanya. Mereka terlalu asyik dengan
kehidupan duniawi, sampai lupa tujuan dan hakikat penciptaan mereka—sampai tak
sadar jika kita (ummat Islam) tengah diserang oleh musuh-musuh Islam melalui
perang pemikiran. Tauhid yang tak lagi dibenarkan, aqidah yang mulai
menyimpang, keburukan akhlak yang makin meningkat, terus saja menimpa ummat
Islam. Hingga tak nampak jelas lagi, kebenaran dan kesalahan. Semuanya seperti
abu-abu. Maka mereka yang tak memiliki dasar keimanan yang kokoh, akan mudah
saja melanggar perintahNya hingga tak lagi menjadi hamba yang harusnya ta’at
pada Robb dan RasulNya. Sebut saja negara kita, Indonesia. negara kedua yang
penduduknya mayoritas muslim (katanya), namun kenyataannya kehidupan berbangsa
dan bernegaranya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. ketimpangan terjadi
dimana-mana; kemiskinan, kejahatan, dan korupsi semakin merajalela; hukum yang
tidak berkeadilan—membela yang berkuasa dan menindas yang lemah; kepemimpinan
yang tak pro rakyat; kebohongan public yang telah menjadi budaya
pemerintah—kebenaran disalahkan sedang kesalahan dibenarkan; dsb.
Musuh-musuhnya
Islam kini semakin bertambah kuat—semakin berkuasa. Orang-orang munafik dalam
tubuh Islam pun semakin banyak dan orang-orang yang mau memperjuangkannya pun sangat
sedikit. Ditambah dengan adanya penyakit Wahn yang menggorogoti ummat Islam
hari ini. sebagaimana hadis Rasulullah saw, “Nanti ummat ini akan dikepung oleh bangsa-bangsa
lain. Sebagaimana orang yang makan itu mengepung nampan nasinya. Sebagian sahabat
bertanya: “Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu?
Beliau menjawab: “Tidak, bahkan jumlah kamu banyak sekali pada
waktu itu, akan tetapi (kualitas) kamu seperti buih, buih arus. Dan sungguh
Allah akan mencabut dari jiwa musuh-musuh kamu rasa takut dari kamu. Dan
selanjutnya Dia menanamkan penyakit “wahn” pada hati kamu. Sebagian sahabat
bertanya: “Wahai Rasulullah, apa wahn itu? Beliau bersabda: “Hubbud dunya (cinta
dunia) dan benci kematian.” (HR. Abu Daud dan Ahmad). Akan tetapi, hal itu tak boleh menyurutkan semangat dakwah kita
untuk menegakkan al-haq dan mencegah kemungkaran. Tetaplah yakin bahwa Allah
akan senantiasa menjaga dan menolong agama ini. Banyak cara Allah dalam memenangkan dakwah kaum muslimin. Di antaranya
dengan menurunkan bantuan melalui para malaikat-Nya, menidurkan mereka sehingga
hati mereka tenang, menurunkan hujan, meneguhkan hati mereka dan menimpakan
rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir sehingga orang-orang kafir itu mudah
dikalahkan dan dibunuh. Demikian cara Allah untuk memberikan siksaan dan azab
di dunia kepada kaum kafir.
Tugas kita hari
ini ialah menjadi bagian dari golongan orang-orang yang benar-benar beriman kepada
Allah swt. Menta’atiNya dan menta’ati RasulNya adalah bukti konkret keimanan. Selain
itu, senantiasalah menjalin hubungan baik antar sesama dengan penuh kecintaan
dan meninggalkan pertengkaran agar tercipta kedaimaian dan ketentraman. Ketika
kita berjuang (berperang) di jalan Allah, maka mundur ataupun lari saat
berhadapan dengan kedzoliman (musuh) ialah sikap yang tak boleh dilakukan, kecuali berbelok untuk berperang dari arah
lain, atau bergabung dengan kelompok mukmin yang lain. Sebab, lari atau mundur
dari medan juang dan perang itu adalah dosa besar.
Mari perbanyak
do’a kita untuk dakwah ini. karena doa
memiliki peran yang sangat besar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ancaman
dalam berjuang dan berperang di jalan Allah. Doa juga senjata kaum muslimin. Hal
tersebut membuktikan bahwa kemenangan itu hanya dari Allah, bukan karena
kehebatan mahlukNya. Jumlah pasukan kaum muslimin saat perang Badar menjadi
bukti. Berkat doa Rasulullah, Perang Badar dimenangkan kaum muslimin. Maka, doa
dan amal ialah dua kewajiban yang harus dilakukan.
*Ditulis sebagai syarat mengikuti DM 3
Deadline: 21 Juni 2017, pukul 00.00 wib
Semoga ada harapan...
Kendari, 22/06/2017
pukul 01.47 wita, Ramadhan ke 27
pukul 01.47 wita, Ramadhan ke 27
Qamra 'Awanta
Jadilah bagian dari golongan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah swt
Selasa, 30 Mei 2017
RADIKALISME DAN KEBHINEKAAN
Indonesia
merupakan Bangsa yang besar, selain kaya akan SDA-nya Indonesia juga kaya akan
SDM-nya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 255 juta jiwa, terdiri dari berbagai
macam suku, agama, ras, dan golongan, terhimpun dari berbagai gugusan pulau
yang terbentang luas dari sabang hingga merauke, Indonesia mampu mendirikan
sebuah bangsa yang menjunjung tinggi perbedaan. Menjunjung tinggi berarti
menghargai--menghormati tiap perbedaan tanpa adanya diskriminasi. Semua itu
terangkum dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan dasar tuntunan
(pedoman hidup) sebuah bangsa. Kemudian, dari semboyan itulah lahir Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indonesia adalah
negara yang agamais, negara yang menginginkan manusia diperlakukan dengan adil
dan beradab, negara yang menjaga persatuan dan kesatuan, negara yang menjunjung
tinggi asas musyawarah mufakat, serta negara yang menjamin setiap rakyatnya
untuk mendapatkan keadilan. Sungguh, betapa mulianya para pendiri bangsa ini
dalam merumuskan dasar yang menjadi prinsip dari Indonesia. inilah kebanggaan
Indonesia—milik kita bersama. Tak perlu ada yang dikhawatirkan, karena kita
disatukan oleh NKRI. Aku adalah Indonesia, Kamu adalah Indonesia, Indonesia
adalah KITA.
Hari ini,
tepatnya tanggal 29 Mei 2017 saya berkesempatan untuk bertemu dengan bapak
Kadek Yogiarta, S.Pd. dalam rangka memenuhi salah satu tugas/syarat dalam mengikuti
penaikan jenjang keanggotaan saya di KAMMI. Beliau adalah salah satu tokoh
agama Hindu di Sulawesi Tenggara, yang mana beliau juga menjabat sebagai
Sekretaris Umum Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) propinsi SULTRA. Pertemuan
kami hari ini menjadi momen berharga bagi saya pribadi, sebab saya melihat
sosok seorang negarawan yang ta’at dalam diri beliau. Sikap ramah dan
terbukanya membuat perbincangan kami berjalan dengan baik.
Berikut kutipan
perbincangan saya dengan bapak Kadek Yogi seputar permasalahan yang sedang menghangat
di Indonesia yakni “Radikalisme dan Kebhinekaan”.
Bagaimana pandangan bapak tentang kebhinekaan yang ada di Indonesia?
Ajaran agama
kami mengajarkan bahwa di dunia ini memang tidak ada yang sama. Keberagaman itu
merupakan bagian dari keniscayaan. Bagian dari kodrat kehidupan. Jangankan
sesama manusia, di dalam diri kita saja kita melihat masing-masing organ tubuh
yang berbeda ini bisa berfungsi dengan saling melengkapi satu sama lain.
Demikian juga manusia. Keragaman adalah suatu keindahan bagi kami dan saya
memandang bahwa keragaman inilah sebenarnya kehidupan yang sesungguhnya. Ajaran
agama kami tentang keragaman ini juga memiliki 2 konsep berbeda yang tidak bisa
dipisahkan. Agama kami memandang kehidupan ini ada baik—ada buruk, yang mana
itu merupakan ciri dari kehidupan termaksud berbagai keragaman yang ada. Ketika
kita melihat sebuah keragaman, maka kita perlu melihatnya dari 2 sisi, dari
diri sendiri dan dari orang lain.
Berkaitan dengan
keragaman yang ada di Indonesia, itu sudah menjadi warisan dari para leluhur
kita. Dan hanya di Indonesialah kita bisa melihat aneka ragam budaya, suku,
agama, yang tidak dimiliki oleh negara manapun. Apa yang harus dipersoalkan,
hanya keindahanlah yang bisa dilihat dari Indonesia. Nah, itulah yang perlu disadari
dan dipahami saat ini. Kesalahan pemikiran untuk menjadikan Indonesia ini
sesuai dengan pandangan atau keinginan kita itu harus segera dihentikan. Keragaman
Indonesia sudah menjadi kodrat, dan tidak bisa rasanya kita melihat keindahan
dunia ini kalau bukan dalam keragaman itu.
Bagaimana pandangan Anda terkait pelaksanaan filosofi kebhinekaan yang
ada di Indonesia, sudahkah ia sesuai dengan yang dikonsepkan oleh para pendiri
bangsa?
Berbicara
mengenai konsep kebhinekaan, maka tentunya kita kembali kepada falsafa bangsa
kita tentang adanya 4 pilar. Semangat itulah yang harus kembali ditumbuh
kembangkan oleh generasi kita. Di zaman saya dulu, saya sering mendengar
tentang konsep-konsep kebangsaan itu ditingkat sekolah. Akan tetapi sekarang
rasanya hal itu sudah mulai memudar. Sekarang jarang sekali kita mendapati
anak-anak muda yang masih tahu isi pancasila. Bahkan ada siswa saya di SMA itu
tidak hafal pancasila. Nah, inikan menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi
generasi muda kita. Apalagi dengan munculnya berbagai kasus yang mengancam
keamanan negeri ini. Perlu kiranya semangat kebangsaan itu didengungkan kembali
dalam dunia pendidikan, pendidikan apapun itu baik negeri ataupun swasta,
tingkat SD maupun PT. Memperbaiki kurikulum pendidikan, mengadakan latihan
pendidikan di institusi negara dan pemerintahan, mungkin bisa menjadi salah
satu langkah awal bagi pemerintah untuk mengembalikan kembali semangat
berkebangsaan itu. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sangat mempengaruhi
kehidupan berbangsa kita, karena segala sesuatunya diatur oleh konstitusi. Jika
hanya beberapa orang saja yang bergerak, maka mustahil rasanya semangat
kebangsaan itu terwujud. Perlu dukungan dan campur tangan pemerintah. Sebab,
melaksanakan konsep kebhinekaan itu tidaklah sederhana, butuh kerja keras yang
ekstra.
Menurut Anda, apa permasalahan kebhinekaan yang paling krusial yang
menyebabkan kehidupan berbangsa kita terganggu?
Secara peribadi,
terus terang saja ada kekhawatiran yang saya rasakan selaku masyarakat melihat
kondisi yang akhir-akhir ini terjadi di negara kita. Adanya kelompok-kelompok
tertentu yang memaksakan kehendak atau berkeinginan untuk mengganti ideology
negara ini dan menjadikannya sebagai negara khilafah. Jika hal itu benar-benar
dilakukan, maka ini akan menjadi perenungan bagi kita semua. Kenapa? Ada apa? Gitu kan.
Alangkah bagusnya apa yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa ini. Tidak
usah kita berbicara tentang perubahan ideologi, karena sejatinya NKRI dan
pancasila itu sudah final. Jangan lagi diotak-atik. Mari kita sama-sama bekerja
berdasarkan apa yang menjadi tugas-tugas kita. Mari kita singkirkan apapun yang
memecah bela semangat kebangsaan kita. Apalagi dengan melihat kondisi media
akhir-akhir ini, maka semua ketakutan itu menjadi beralasan.
Selain dari
adanya kelompok yang berupaya mengganti ideologi negara, permasalahan besar
lainnya yang merusak kehidupan berbangsa adalah gerakan radikalisme dan terorisme.
Paham radikalisme inilah salah satu unsur yang memiliki pangaruh kuat dalam
memecah bela bangsa. Dan ini semestinya mendapat perhatian serius dari
masyarakat. Kenapa? Karena gerakan radikalisme ini adalah gerakan yang mengakar—mengadu
domba. Dan korbannya bukan hanya kelompok tertentu saja, tetapi juga seluruh
masyarakat. Perpecahan itu dimulai bukan dari hal yang besar, melainkan dimulai
dari hal-hal kecil. jika sudah ada perpecahan, maka yang ada hanyalah rasa
saling mencurigai. Bayangkan kalau dalam rumah tangga sudah ada rasa saling
mencurigai yang selama ini akur, maka kehidupan itu tidak terasa nikmat lagi. Saat
kita mengerjakan sesuatu, yang ada hanyalah ketidak nyamanan. Nah, inilah
permasalahan besar bangsa kita yang sampai hari ini belum terselesaikan. Tapi
saya yakin masyarakat Indonesia tidak mudah untuk dipecah bela. Saya sangat
yakin itu. Jika hal itu terjadi, maka tentunya kita yang di daerah-daerah ini
akan bereaksi. Wilyah atau daerah yang kondisi masyarakatnya sudah hidup rukun
dan damai, wajib untuk dijaga.
Terkait gerakan radikalisme, menurut Anda pribadi, apa saja indikator
sebuah gerakan dikatakan radikal?
Menurut saya
pribadi, sebuah ormas atau gerakan dikatakan radikal manakala mereka melakukan
tindakan-tindakan yang melanggar hukum, sewenang-wenang, menimbulkan kekerasan
dan ketidak nyamanan, juga merugikan banyak pihak. Misal seperti ISIS.
Disamping itu, organisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan,
mengubah ideologi negara dan menjadikannya negara satu agama, bagi saya itu
memungkinkan termaksud dalam tindakan radikalisme. Kenapa? Karena ada upaya untuk
mengganti, maka pasti akan ada langkah yang dilakukan. Dan langkah-langkah
itulah yang tidak diketahui seperti apa bentuknya, bisa saja dengan tindakan radikal
yang kita ketahui bersama. Kita melihat media sosial, begitu banyak
tulisan-tulisan yang menghasut, mengadu domba, menyebarkan isu atau berita
bohong (hoax) yang menimbulkan berbagai macam persepsi masyarakat, bagi saya
itu bagian dari tindakan radikalisme. Tindakan radikalisme itu bukan
semata-mata melakukan pengeboman, namun selama itu mengandung upaya manghasut, memecah
bela bangsa maka itu merupakan bagian dari radikalisme.
Apa sih yang membuat paham-paham radikalisme mudah masuk ke Indonesia?
-
Doktrin Agama. Doktrin-doktrin agama yang
terlalu kaku yang terkadang membuat paham radikalisme itu mudah masuk dan
dipelihara oleh seseorang atau kelompok tertentu. Penglihatan terhadap ajaran
agama yang eksklusif dan menganggap diri paling benar. Ini harus disadari. Maka
dari itu diperlukannya filterisasi dalam memberikan pemahaman agama. Seperti
kejadian bom bunuh diri pengantin kemarin, saya yakin tidak ada satupun ajaran
agama yang mengajarkan dan membenarkan tindakan tersebut.
-
Factor ekonomi. Kurangnya ketersediaan lapangan
pekerjaan membuat banyaknya pengangguran di masyarakat. Jika seseorang
menganggur, tidak memiliki sebuah pekerjaan, maka ia akan mudah ikut
kelompok-kelompok tertentu, yang mana kelompok-kelompok itu menjanjikan sesuatu
kepada mereka.
-
Kurangnya pengawasan yang ketat oleh aparat
penegak hukum. Kerja intelejen dan aparat lainnya harus lebih dimaksimalkan
lagi. Pendidikan semangat berkebangsaan itu tidak hanya dilakukan pada dunia
pendidikan saja tetapi juga ke berbagai lapisan masyarakat. Tentunya negara
harus mengambil bagian melalui aparaturnya ditingkat bawah untuk kembali
mengajarkan hal itu.
Setujukah Anda jika ajaran agama itu sangat dekat dengan paham
radikalisme?
Sangat setujuh.
Karena doktrin agama itulah yang kadang-kadang membuat orang mabuk. Dan ketika
doktrin itu semakin kuat masuk ke dalam pikiran seseorang tanpa ada kesiapan
lahir batin untuk menerimanya, maka kesesatan pemahamanlah yang terjadi. Muncul-lah
kasus bom diri pengantin, pengeboman kampung melayu, dan sebagainya. Pelaku
dari peristiwa tersebut ketika ditelisik di rumahnya ditemukan benda-benda atau
barang bukti yang mana itu berujung pada aktivitas keagamaan. Selama ini, saya
belum melihat bahwa tindakan radikalisme itu tidak mengatasnamakan agama. Akan
tetapi yang perlu diluruskan ialah, bukan agamanya yang salah atau radikal
tetapi oknumnya yang menyesatkan dan membelokkan pemahaman keagamaan tersebut
dari yang semestinya.
Tragedi apa yang paling membekas dibenak Anda terkait radikalisme dan
kebhinekaan yang terjadi di Indonesia?
Yang paling
terkesan bagi saya adalah tragedi pengeboman Bali. Ketika saya mendengar peristiwa
serupa, itu membuat saya termenung kembali dan menjadi catatan tersendiri. Apa
sebenarnya permasalahan sampai kami orang-orang yang tidak tahu menahu
tiba-tiba diperlakukan demikian. Selain memakan korban yang meninggal, itu juga
menimbulkan duka dan trauma mendalam bagi para korban yang masih hidup dan
keluarga yang ditinggalkan. Coba dibayangkan kalau kelurga kita yang mengalami
hal serupa--Terimakah?
Ada baiknya kita
kembali saja kepada fitrah kita sebagai manusia. Tak ada seorangpun dari kita
yang hatinya membenarkan tindakan menyakiti dan membunuh seseorang. Sikap itu hanya
memperlihatkan betapa naifnya kita sebagai manusia. Alangkah indahnya kita
melihat negara ini kembali damai seperti dulu. Kita saling menghormati,
menghargai. Ketika saya melihat teman-teman muslim, teman-teman kristen, tidak
ada sediktpun rasa dalam benak saya bahwa ajaran mereka itu salah. Saya bahagai
melihat mereka dengan keyakinannya masing-masing. Ketika mengajarpun, saya
tidak pernah menyampaikan kepada anak didik saya bahwa ajaran Hindu-lah yang paling
bagus. Kita harus saling menghormati, itu yang sering saya sampaikan kepada
anak didik pun mahasiswa saya. Bahkan jelas dalam ayat-ayat kami itu mengatakan
bahwa jalan-jalan yang dipilih oleh manusia itu adalah semuanya untuk menuju
Tuhan. Saya selalu berpikir dan berpandangan, ketika umat muslim ke mesjid, umat
kristen ke gereja, umat budha ke wihara, hati saya tambah damai. Mudah-mudahan
saja benar bahwa di tempat ibadah itu yang selalu diwacanakan adalah kedamaian.
Bukan malah membuat hati menjadi panas, hati menjadi dengki terhadap orang
lain. Rumah ibadah itu harus menjadi pusat sumber kedamaian. Inilah juga yang
seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Selama ini yang saya lihat, doktrin-doktrin
agama di tempat ibadah itu kadang-kadang tidak semua bisa mendamaikan hati umat.
Justru malah membuat umatnya menjadi pembenci terhadap umat yang lain. Makanya
saya setuju dengan kebijakan kementrian agama tentang mekanisme seseorang
menjadi penceramah. Harus ada spesifikasi yang dipenuhi bagi seseorang untuk
menjadi penceramah.
Selain ISIS, menurut Anda adakah gerakan lain yang terindikator sebagai
gerakan radikalisme?
Sejauh ini,
selain ISIS saya rasa tidak ada. Karena yang saya dengar selama ini dari media
televisi itu hanyalah gerakan-gerakan radikal yang mengarah dan berafiliasi ke
ISIS saja. Kalau yang lain tidak ada. Terkait HTI, bagi saya kenapa dianggap
radikal barangkali karena ideologinya saja yang kemudian bertentangan dengan pancasila.
Belum ada saya dapatkan tindakan radikalisme yang dilakukan oleh HTI
sebagaimana yang dilakukan ISIS. Sulawesi Tenggara juga merupakan salah satu
wilayah yang basis HTI cukup banyak dan sampai sekarang masyarakat kita
aman-aman saja.
Menurut Anda, bagaimana caranya kita menghormati kebhinekaan di
Indonesia ini sehingga gerakan-gerakan radikalisme dan sebagainya itu tidak
mengganggu kehidupan berbangsa?
Kita kembali
kepada ajaran agama yang sebenarnya. Kembali kepada fitrah kita sebagai
manusia. Kembali kepada jati diri kelahiran kita sebagai orang yang beragama,
agama apapun itu. Seperti diajaran kami tidak ada ayat-ayat untuk mendeskritkan
orang lain. Kita memiliki ajaran Ahimsak yang diwacanakan oleh Mahatma ghandi yang
di India, ajaran tentang anti kekerasan--ajaran tentang persaudaraan. Itu yang
kami pegang. Ada diajaran kitab suci kami tidak boleh menyakiti--tidak boleh membunuh.
Kita memiliki filsafat Tatuamasi--Kau dan aku sama. Kita memiliki ajaran Wawisu
dewa kutumbar--kita semua bersaudara. ketika kita semua bersaudara maka tidak
ada persoalan bagi kita--tidak ada masalah, bagaimanapun perbedaan itu. Sekarang
kita kembali kepada cita-cita awal negara kita. Mari berikan kontribusi terbaik
kita bagi bangsa dan negara ini. Kita isi hal-hal yang belum maksimal dilakukan.
Yakini dan amalkan agama kita dengan benar, jangan lagi disesat-sesatkan. Mari
kita saling menghormati antara satu dengan yang lain. Dan hal tersebut sudah
kita buktikan di Sulawesi Tenggara. Tidak ada masalah sampai sekarang yang
menimbulkan keresahan antar umat di masyarakat, karena sikap kita yang saling
menghargai dan menghormati. Saya sering melakukan dialog lintas agama, bertemu dan
berdiskusi dengan para tokoh agama lain. Dan kita para tokoh agama sebenarnya
sudah paham, sudah satu pemikiran, hanya saja perilaku orang-orang ditingkat
bawah ini yang mengacaukan.
Apa yang harus dilakukan agar kebhinekaan di Indonesia ini tetap
terjaga sehingga gerakan radikalisme itu bisa terminimalisir dengan baik?
·
Pemerintah
Setiap kebijakan itu pasti ada yang tidak puas. Makanya sekarang apa yang
harus dilakukan oleh pemerintah adalah mensejahterakan semua rakyatnya.
Kebijakan-kebijakan itu harus banyak pro rakyat. Sehingga masyarakat kita
percaya kepada pemangku kebijakan. Selama ini kenapa terjadi hal-hal seperti
itu karena memang masyarakat kita masih lapar. Banyak yang lapar sehingga mudah
sekali terprovokasi. Tapi kalau masyarakat kita sudah sejahtera, memiliki pekerjaan
yang bagus, memiliki penghasilan yang layak, rasanya tidak akan ada persoalan.
Kita kembali kepada apa yang menjadi cita-cita awal bangsa ini. jika mengingat
isi dari UUD 1945, badan ini merinding. Bagaimana tidak, sungguh mulianya
cita-cita bangsa kita. Namun nyatanya sekarang jauh dari cita-cita itu. Kondisi
anak-anak bangsa kita sekarang yang ada hanyalah saling menghujat, mencaci
maki, menjelek-jelekkan satu sama lain. Inikan menjadi keprihatihan kita
bersama. Padahal dulu saat kita mengusir penjajah, semua anak bangsa
bersatu—bersama-sama dengan semangat yang menggebu-gebu dari berbagai macam daerah,
suku, agama, golongan. Terus sekarang kita saling membenci, ini yang harus
mulai kita benahi. Paham-paham radikal itu yah menjadi tugas penegak hukum
untuk meminimalisir agar tidak bebas masuk dan berkeliaran di Indonesia. Pemerintah
secepatnya harus menyelesaikan rumusan UU terkait gerakan radikalisme dan
terorisme, agar gerakan tersebut mampu diberantas habis hingga ke akarnya.
·
Pendidikan
Harus ada langkah yang dilakukan dari mentri pendidikan. Selain
memperbaiki kurikulum, pelajaran tentang nilai-nilai kebangsaan dan
kewarganegaraan itu harus diberi porsi waktu lebih banyak. Dikegiatan
ekstrakurikuler, agenda-agenda kepramukaan harus senantiasa dihidupkan kembali dan
dimaksimalkan pelaksanaannya. Sebab sekarang, agenda-agenda pramuka itu sudah
mulai berkurang aktivitasnya. Sudah tidak diwajibkan lagi seperti dulu.
Disekolah-sekolah sudah tidak terjadwalkan dengan baik dan teratur. Hal-hal mendidik
yang sifatnya kebersamaan itu harus dibangun. Kalau anak-anak kita dibiasakan
berbaur dan bersosialisasi dengan orang-orang yg berbeda agama, suku, budaya,
itu akan menumbuhkan sikap kebersamaan dan persatuan diantara mereka. Contohnya
seperti kepolisian dan tentara, mereka begitu solid. Itu dikarenakan pendidikan
yang membentuk mereka—membentuk karakter mereka, sehingga ketika keluar ke
masyarakat tidak ada lagi sekat itu. Jika hal ini bisa dilakukan di tingkat
pendidikan dasar, mulai dari TK hingga PT dengan konsep yang dikemas sesuai
dengan tingkatannya masing-masing, maka akan menumbuhkan persatuan dan kesatuan
bagi negara ini.
·
Institusi Keagamaan
Dari institusi keagamaan sendiri, harus sering mengadakan dialog lintas
agama. Dari dialog itulah akan ada kesepakatan-kesepakatan bersama yang dibuat
sebagaimana yang kami lakukan selama ini. Dan apa yang menjadi kesepakatan itu
dikerjakan dan diteruskan ke masyarakat lainnya. Selain itu, setiap tokoh agama
lebih banyak memahamkan nilai-nilai kebangsaan kepada umatnya sesuai dengan
ajaran agama masing-masing.
Peran apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa/pemuda sebagai generasi
penerus bangsa dalam menanggulangi radikalisme dan menjaga kebhinekaan?
Sebagai
mahasiswa, sebagai anak bangsa, kita mesti sadar bahwa memang keragaman ini
harus kita jaga dan rawat bersama. Dalam keragaman inilah kita melihat
keindahan yang sebenarnya. Yakinkan diri dan sampaikan kepada saudara-saudara
kita bahwa keragaman Indonesia adalah warisan, sehingga warisan ini harus
terjaga dengan baik. Ajaran agama kami menyampaikan bahwa tidak akan selamat
hidup kita kalau apa yang diwariskan oleh orang tua tidak bisa dijaga. Lembaga kemahasiswaan
atau kepemudaan, harus juga senantiasa berbicara mengenai semangat kebangsaan.
Tidak saja diinternal masing-masing lembaga, tetapi juga diluar lembaga. Sering
dialog lintas lembaga, lintas agama. Tidak saja para orang tua namun mahasiswa
juga. Harus ada sebuah wadah untuk mahasiswa bertemu membahas permasalahan dan
masa depan bangsa ini. Mahasiswa harus mengambil peran itu dan memahamkannya
kepada yang lain. Karena jika hanya satu kelompok yang paham sedang yang lain
tidak, maka keinginan itu tidak akan pernah bertemu.
Agama ialah
pegangan hidup bagi mereka yang meyakininya. Mereka yang memahami agama dengan
baik, maka hanya kebaikanlah yang lahir dari tutur lisan dan lakunya. Agama
hadir untuk menjaga keteraturan alam dan seisinya, agar senantiasa sesuai
dengan perintahNya. Agama hadir membawa kedamaian dan ketentraman, bukan
membawa kekerasan. Sebab kekerasan hanya akan menimbulkan permusuhan—sebab
kekerasan hanya akan menghasilkan kehancuran. Jika setiap orang menjalankan
ajaran agamanya dengan benar, maka kehidupan bernegara suatu bangsa akan rukun
dan sejahtera. Begitu juga di Indonesia. Meski dengan keanekaragaman yang
dimilikinya, jika rakyatnya menjadi hamba Tuhan yang patuh dan ta’at
terciptalah persatuan. Sebab keragaman bukanlah masalah melainkan takdir Tuhan
untuk Indonesia.
#AkuSiapIkutDM3
#DM3JATIM
#AyoGabungKAMMI
#JayakanIndonesia2045
Ramadhan 5
Keragaman adalah takdir
Tuhan untuk Indonesia ^_^
Selasa, 28 Maret 2017
Selamat berjumpa "Maret"-mu, Langit.. ^_^
Sembilan_Belas adalah angka yang memperlihatkan bahwa perjuangan yang hendak kau mulai 19 tahun yang lalu, memasuki fase pendewasaan bukan? Dan kau telah memperlihatkan itu dengan menggagas sebuah narasi indah, tentang Kejayaan Indonesia 2045. Narasi yang kemudian tak berhenti hanya pada gagasan semata, namun mampu kau realisasikan dalam bentuk aksi nyata.
Syumul. Bagiku, itulah kata yang mewakili gerakanmu. Bagaimana tidak?? Visi, Misi, Kredo, Prinsip, Karakter, Paradigma, dan unsur-unsur perjuanganmu, semua itu memperlihatkan identitas Islam yang seharusnya ada pada sebuah gerakan Islam. Dan itu terpampang jelas dalam diri kader-kadermu yang dengan bangga orang-orang menyebutnya sebagai kader "Muslim Negarawan".
Aku meyakini, kau dan beragam gerakan mahasiswa serta gerakan kepemudaan lainnya ialah pewaris sah dari masa depan bangsa ini. Aku meyakini, dengan menjadikan Islam sebagai asas gerakannya, maka seruan kebaikan mampu kau bumikan dalam realitas kebangsaan dan perubahan--dengan damai dan penuh kesungguhan. Aku meyakini bahwa kau dan rakyat ibarat ruh dan jasad, yang mana hadirmu adalah solusi bagi tiap persoalan mereka, menjadi pertama yang senantiasa berada pada garda terdepan membela kepentingan mereka, dan menjadi asbab bagi kemuliaan mereka.
Teruntuk kalian yang senantiasa memperjuangkan perjuangannya..
Mari melangitkan Langit dengan realisasi visi dan citanya. Sudah cukup bagi kita untuk larut dalam romantisme sejarah. Saatnya bergerak, saatnya bekerja. Perubahan itu ada pada tangan-tangan kita sedang masa depan bangsa tergambar dengan jelas di depan mata. Masa depan yang tentunya dipenuhi dengan gejolak dan tantangan zaman. Harus ada yang kita persiapkan, harus ada yang kita lakukan, agar kelak kita mampu mengendalikan peradaban dunia. Jadilah solusi, bukan masalah. Ciptakanlah generasi baru yang siap memimpin dunia dengan segala kecanggihannya dan menjadikannya sesuai dengan tata aturanNya. Ingatlah pesan para pendahulu, siapa yang bergerak cepat maka ia-lah pemenangmya--siapa yang bergerak lambat maka bersiaplah untuk terhempas.
Menuju tahun mu ke-19, moga abdimu senantiasa abadi untuk negeri. Terus bergerak memberi kesadaran dan perbaikan bagi ummat. Untuk tiap perjuanganmu, moga berkah dan ridhoNya menyertai selalu. Sungguh, hanya pada Allah azzam wa jalla-lah kita berserah diri dan memohon pertolonganNya.
#Milad19KAMMI
#JayakanIndonesia2045
#DedikasiPerjuangan
#KAMMI9emilang
QA, 28 Maret 2017
#Langit;KAMMI, Terima kasih karena sudah menghadirkan cinta
Langganan:
Komentar (Atom)


