Rabu, 21 Juni 2017

Keimanan yang Benar, Menghasilkan Kemenangan




Islam adalah agama yang mengatur tatanan kehidupan manusia dengan sempurna, tentang kehidupan individu maupun masyarakat--baik aspek rasio, materi, maupun spiritual. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman (petunjuk) ummat Islam, agar dalam mengarungi hidup sesuai dengan tata aturanNya. “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa(Al-Baqarah: 2). Al-Qur’an ialah kitab suci yang harus senantiasa dibaca dan ditadabburi agar ummat Islam mampu memahami dan mengamalkan isi kandungan dari tiap ayat-ayatnya. Jika ingin mengenal Islam lebih dalam, maka pelajarilah Al-Qur’an. Demikian nasehat para ulama. Banyak hal yang bisa dipelajari dari surah-surah yang terdapat dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah Surah Al-Anfal.

Al-Anfal artinya harta rampasan perang, yang mana surah ini terdiri atas 75 ayat dan termaksud golongan surah Madaniyah.  Q.S. Al-Anfal membahas mengenai perang Badar yang mana merupakan perang pertama dalam skala besar yang dilakukan oleh kaum Muslimin melawan kaum Quraisy. Pada perang tersebut, kondisi kaum Muslimin sangatlah tidak memungkinkan untuk memperoleh kemenangan. Sebab dilihat dari jumlah pasukan saja, kaum Muslimin sangatlah sedikit jika dibandingkan jumlah kaum Quraisy. Perlengkapan kaum Muslimin pun tak selengkap kaum Quraisy. Namun sebab pertolongan Allah, atas izinNya, kaum Muslimin memenangkan peperangan. Dan karena kemenangan tersebut, kaum Muslimin memperselisihkan harta rampasan perang yang didapatkan dari kaum Quraisy. Peristiwa ini pulalah yang menjadi sebab turunnya surah Al-Anfal. 

Jika kita membaca sejarah peristiwa perang Badar, maka kita akan bersepakat bahwa peristiwa tersebut menjadi batu loncatan pertama kaum muslimin untuk melebarkan sayap dakwahnya, apalagi setelah berhasil mengalahkan kaum Quraisy yang sangat membenci Islam sejak awal kedatangannya. Perang Badar, ialah sebuah ujian dan hadiah yang Allah swt berikan bagi Rasulullah dan kaum Muslimin saat itu. Ujian, dimana Allah ingin melihat manakah dari hambaNya yang benar-benar beriman dan tidak. Benar-benar beriman, artinya ialah senantiasa ta’at kepada perintah Allah dan RasulNya dalam berbagai hal dan kondisi. Siapakah orang-orang yang benar-benar beriman tersebut? Mereka adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka bertambah kuat imannya, hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Allah berikan kepada mereka. Hadiah, bilamana kaum Muslimin berhasil melewati ujian tersebut dan termaksud dalam golongan orang-orang yang benar-benar beriman, maka mereka akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Tuhannya, memperoleh ampunan, serta rezki (nikmat) yang mulia; memperoleh pertolongan dan kemenangan dari Allah swt.

Proses perjuangan yang dilakukan oleh kaum Muslimin dalam menghadapi perang Badar dan ujian yang Allah berikan sungguhlah luar biasa. Sejak semula sebagian dari pasukan kaum Muslimin tidak menyukai untuk berperang di jalan Allah, sebab hal tersebut akan menggiring mereka kepada kematian. Bagaimana tidak, rencana awal mereka hanyalah mencegat sekelompok pedagang kafir Quraisy yang hendak melintasi kawasan Badar. Namun ternyata ketika di sana, pasukan kafir Quraisy sangat banyak dan siap untuk melakukan peperangan, sedang mereka tak memiliki persiapan apapun. Namun karena keta’atan mereka kepada Allah dan RasulNya, merekapun akhirnya memutuskan untuk melakukan peperangan. 

Dikisahkan Rasulullah saw beserta para sahabat berjalan menuju Badar dan langsung mengambil posisi yang menguntungkan. Setelah orang-orang musyrik muncul dan kedua pihak saling melihat, beliau berdiri memohon pertolongan kepada Allah, diikuti sahabat lainnya dengan penuh ikhlas dan rendah diri di hadapanNya. Ketika dua pasukan semakin mendekat, Rasulullah berdiri di tengah kaum muslimin untuk menyampaikan nasihat dan mengingatkan kemenangan yang tak akan lama lagi diraih. Beliau juga mengabarkan, bahwa Allah menjanjikan masuk surga, bagi siapapun yang syahid di jalanNya. Pada peperangan ini, diriwayatkan bahwa Rasulullah senantiasa terus memperbanyak doa, dengan penuh ketundukan dan khusyu’, sehingga Abu Bakar iba melihat beliau seraya berkata “Ya Rasulullah, demi diriku yang berada di tanganNya, bergembiralah! Sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi janjiNya kepadaMu.” Salah satu dari doa beliau, “Ya Allah, inilah orang-orang Quraisy yang datang dengan kecongkakan dan kesombongannya untuk mendustakan RasulMu. Ya Allah, tunaikanlah kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, kalahkan mereka esok hari…”. Pertempuran dimulai pada pagi hari tahun kedua hijriyah. Rasulullah mengambil seganggam krikil dan melemparakannya ke arah kaum musyrik seraya berkata, “Hancurlah wajah-wajah mereka!” sehingga menimpa mata semua pasukan Quraisy. Allah pun mendukung kaum muslimin dengan bala bantuan berupa Malaikat. Akhirnya, kemenangan besar diraih kaum muslimin. Ada 70 musyrikin yang terbunuh dan 70 orang yang tertawan, sedangkan ada 14 orang dari kaum muslimin yang menggapai syahid.

Begitu banyak pelajaran dan hikmah yang dipetik dari peristiwa perang Badar di atas. Ia menjelaskan kepada kita terkait prinsip-prinsip keimanan dan problematika yang dihadapi Rasulullah saw terkait para sahabatnya, kekuatan do’a dalam hidup, kekuasaan dan kebesaran Allah swt, serta etika berdakwah dan berperang di jalanNya. Alangkah indahnya jika hal tersebut terilhami oleh seluruh ummat Islam, walkhusus kita para pelaku dakwah. Setidaknya, kita bisa menyelesaikan kompleksitas problem ummat yang terjadi saat ini. 

Ummat muslim hari ini sudah terlalu jauh dari ajaran agamanya. Mereka terlalu asyik dengan kehidupan duniawi, sampai lupa tujuan dan hakikat penciptaan mereka—sampai tak sadar jika kita (ummat Islam) tengah diserang oleh musuh-musuh Islam melalui perang pemikiran. Tauhid yang tak lagi dibenarkan, aqidah yang mulai menyimpang, keburukan akhlak yang makin meningkat, terus saja menimpa ummat Islam. Hingga tak nampak jelas lagi, kebenaran dan kesalahan. Semuanya seperti abu-abu. Maka mereka yang tak memiliki dasar keimanan yang kokoh, akan mudah saja melanggar perintahNya hingga tak lagi menjadi hamba yang harusnya ta’at pada Robb dan RasulNya. Sebut saja negara kita, Indonesia. negara kedua yang penduduknya mayoritas muslim (katanya), namun kenyataannya kehidupan berbangsa dan bernegaranya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. ketimpangan terjadi dimana-mana; kemiskinan, kejahatan, dan korupsi semakin merajalela; hukum yang tidak berkeadilan—membela yang berkuasa dan menindas yang lemah; kepemimpinan yang tak pro rakyat; kebohongan public yang telah menjadi budaya pemerintah—kebenaran disalahkan sedang kesalahan dibenarkan; dsb. 

Musuh-musuhnya Islam kini semakin bertambah kuat—semakin berkuasa. Orang-orang munafik dalam tubuh Islam pun semakin banyak dan orang-orang yang mau memperjuangkannya pun sangat sedikit. Ditambah dengan adanya penyakit Wahn yang menggorogoti ummat Islam hari ini. sebagaimana hadis Rasulullah saw, “Nanti ummat ini akan dikepung oleh bangsa-bangsa lain. Sebagaimana orang yang makan itu mengepung nampan nasinya. Sebagian sahabat bertanya: “Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu? Beliau menjawab: “Tidak, bahkan jumlah kamu banyak sekali pada waktu itu, akan tetapi (kualitas) kamu seperti buih, buih arus. Dan sungguh Allah akan mencabut dari jiwa musuh-musuh kamu rasa takut dari kamu. Dan selanjutnya Dia menanamkan penyakit “wahn” pada hati kamu. Sebagian sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa wahn itu? Beliau bersabda: “Hubbud dunya (cinta dunia) dan benci kematian.” (HR. Abu Daud dan Ahmad). Akan tetapi, hal itu tak boleh menyurutkan semangat dakwah kita untuk menegakkan al-haq dan mencegah kemungkaran. Tetaplah yakin bahwa Allah akan senantiasa menjaga dan menolong agama ini. Banyak cara Allah dalam memenangkan dakwah kaum muslimin. Di antaranya dengan menurunkan bantuan melalui para malaikat-Nya, menidurkan mereka sehingga hati mereka tenang, menurunkan hujan, meneguhkan hati mereka dan menimpakan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir sehingga orang-orang kafir itu mudah dikalahkan dan dibunuh. Demikian cara Allah untuk memberikan siksaan dan azab di dunia kepada kaum kafir.

Tugas kita hari ini ialah menjadi bagian dari golongan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah swt. Menta’atiNya dan menta’ati RasulNya adalah bukti konkret keimanan. Selain itu, senantiasalah menjalin hubungan baik antar sesama dengan penuh kecintaan dan meninggalkan pertengkaran agar tercipta kedaimaian dan ketentraman. Ketika kita berjuang (berperang) di jalan Allah, maka mundur ataupun lari saat berhadapan dengan kedzoliman (musuh) ialah sikap yang tak boleh dilakukan, kecuali berbelok untuk berperang dari arah lain, atau bergabung dengan kelompok mukmin yang lain. Sebab, lari atau mundur dari medan juang dan perang itu adalah dosa besar. 

Mari perbanyak do’a kita untuk dakwah ini. karena doa memiliki peran yang sangat besar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ancaman dalam berjuang dan berperang di jalan Allah. Doa juga senjata kaum muslimin. Hal tersebut membuktikan bahwa kemenangan itu hanya dari Allah, bukan karena kehebatan mahlukNya. Jumlah pasukan kaum muslimin saat perang Badar menjadi bukti. Berkat doa Rasulullah, Perang Badar dimenangkan kaum muslimin. Maka, doa dan amal ialah dua kewajiban yang harus dilakukan.

*Ditulis sebagai syarat mengikuti DM 3
 Deadline: 21 Juni 2017, pukul 00.00 wib
Semoga ada harapan...


 Kendari, 22/06/2017
pukul 01.47 wita, Ramadhan ke 27

                                                                                                                  Qamra 'Awanta
Jadilah bagian dari golongan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah swt

Selasa, 30 Mei 2017

RADIKALISME DAN KEBHINEKAAN



Indonesia merupakan Bangsa yang besar, selain kaya akan SDA-nya Indonesia juga kaya akan SDM-nya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 255 juta jiwa, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan golongan, terhimpun dari berbagai gugusan pulau yang terbentang luas dari sabang hingga merauke, Indonesia mampu mendirikan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi perbedaan. Menjunjung tinggi berarti menghargai--menghormati tiap perbedaan tanpa adanya diskriminasi. Semua itu terangkum dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan dasar tuntunan (pedoman hidup) sebuah bangsa. Kemudian, dari semboyan itulah lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Indonesia adalah negara yang agamais, negara yang menginginkan manusia diperlakukan dengan adil dan beradab, negara yang menjaga persatuan dan kesatuan, negara yang menjunjung tinggi asas musyawarah mufakat, serta negara yang menjamin setiap rakyatnya untuk mendapatkan keadilan. Sungguh, betapa mulianya para pendiri bangsa ini dalam merumuskan dasar yang menjadi prinsip dari Indonesia. inilah kebanggaan Indonesia—milik kita bersama. Tak perlu ada yang dikhawatirkan, karena kita disatukan oleh NKRI. Aku adalah Indonesia, Kamu adalah Indonesia, Indonesia adalah KITA.


Hari ini, tepatnya tanggal 29 Mei 2017 saya berkesempatan untuk bertemu dengan bapak Kadek Yogiarta, S.Pd. dalam rangka memenuhi salah satu tugas/syarat dalam mengikuti penaikan jenjang keanggotaan saya di KAMMI. Beliau adalah salah satu tokoh agama Hindu di Sulawesi Tenggara, yang mana beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) propinsi SULTRA. Pertemuan kami hari ini menjadi momen berharga bagi saya pribadi, sebab saya melihat sosok seorang negarawan yang ta’at dalam diri beliau. Sikap ramah dan terbukanya membuat perbincangan kami berjalan dengan baik. 

Berikut kutipan perbincangan saya dengan bapak Kadek Yogi seputar permasalahan yang sedang menghangat di Indonesia yakni “Radikalisme dan Kebhinekaan”. 

Bagaimana pandangan bapak tentang kebhinekaan yang ada di Indonesia?
Ajaran agama kami mengajarkan bahwa di dunia ini memang tidak ada yang sama. Keberagaman itu merupakan bagian dari keniscayaan. Bagian dari kodrat kehidupan. Jangankan sesama manusia, di dalam diri kita saja kita melihat masing-masing organ tubuh yang berbeda ini bisa berfungsi dengan saling melengkapi satu sama lain. Demikian juga manusia. Keragaman adalah suatu keindahan bagi kami dan saya memandang bahwa keragaman inilah sebenarnya kehidupan yang sesungguhnya. Ajaran agama kami tentang keragaman ini juga memiliki 2 konsep berbeda yang tidak bisa dipisahkan. Agama kami memandang kehidupan ini ada baik—ada buruk, yang mana itu merupakan ciri dari kehidupan termaksud berbagai keragaman yang ada. Ketika kita melihat sebuah keragaman, maka kita perlu melihatnya dari 2 sisi, dari diri sendiri dan dari orang lain.
Berkaitan dengan keragaman yang ada di Indonesia, itu sudah menjadi warisan dari para leluhur kita. Dan hanya di Indonesialah kita bisa melihat aneka ragam budaya, suku, agama, yang tidak dimiliki oleh negara manapun. Apa yang harus dipersoalkan, hanya keindahanlah yang bisa dilihat dari Indonesia. Nah, itulah yang perlu disadari dan dipahami saat ini. Kesalahan pemikiran untuk menjadikan Indonesia ini sesuai dengan pandangan atau keinginan kita itu harus segera dihentikan. Keragaman Indonesia sudah menjadi kodrat, dan tidak bisa rasanya kita melihat keindahan dunia ini kalau bukan dalam keragaman itu. 

Bagaimana pandangan Anda terkait pelaksanaan filosofi kebhinekaan yang ada di Indonesia, sudahkah ia sesuai dengan yang dikonsepkan oleh para pendiri bangsa?
Berbicara mengenai konsep kebhinekaan, maka tentunya kita kembali kepada falsafa bangsa kita tentang adanya 4 pilar. Semangat itulah yang harus kembali ditumbuh kembangkan oleh generasi kita. Di zaman saya dulu, saya sering mendengar tentang konsep-konsep kebangsaan itu ditingkat sekolah. Akan tetapi sekarang rasanya hal itu sudah mulai memudar. Sekarang jarang sekali kita mendapati anak-anak muda yang masih tahu isi pancasila. Bahkan ada siswa saya di SMA itu tidak hafal pancasila. Nah, inikan menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi generasi muda kita. Apalagi dengan munculnya berbagai kasus yang mengancam keamanan negeri ini. Perlu kiranya semangat kebangsaan itu didengungkan kembali dalam dunia pendidikan, pendidikan apapun itu baik negeri ataupun swasta, tingkat SD maupun PT. Memperbaiki kurikulum pendidikan, mengadakan latihan pendidikan di institusi negara dan pemerintahan, mungkin bisa menjadi salah satu langkah awal bagi pemerintah untuk mengembalikan kembali semangat berkebangsaan itu. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sangat mempengaruhi kehidupan berbangsa kita, karena segala sesuatunya diatur oleh konstitusi. Jika hanya beberapa orang saja yang bergerak, maka mustahil rasanya semangat kebangsaan itu terwujud. Perlu dukungan dan campur tangan pemerintah. Sebab, melaksanakan konsep kebhinekaan itu tidaklah sederhana, butuh kerja keras yang ekstra. 

Menurut Anda, apa permasalahan kebhinekaan yang paling krusial yang menyebabkan kehidupan berbangsa kita terganggu?
Secara peribadi, terus terang saja ada kekhawatiran yang saya rasakan selaku masyarakat melihat kondisi yang akhir-akhir ini terjadi di negara kita. Adanya kelompok-kelompok tertentu yang memaksakan kehendak atau berkeinginan untuk mengganti ideology negara ini dan menjadikannya sebagai negara khilafah. Jika hal itu benar-benar dilakukan, maka ini akan menjadi perenungan bagi kita semua. Kenapa? Ada apa? Gitu kan. Alangkah bagusnya apa yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa ini. Tidak usah kita berbicara tentang perubahan ideologi, karena sejatinya NKRI dan pancasila itu sudah final. Jangan lagi diotak-atik. Mari kita sama-sama bekerja berdasarkan apa yang menjadi tugas-tugas kita. Mari kita singkirkan apapun yang memecah bela semangat kebangsaan kita. Apalagi dengan melihat kondisi media akhir-akhir ini, maka semua ketakutan itu menjadi beralasan.
Selain dari adanya kelompok yang berupaya mengganti ideologi negara, permasalahan besar lainnya yang merusak kehidupan berbangsa adalah gerakan radikalisme dan terorisme. Paham radikalisme inilah salah satu unsur yang memiliki pangaruh kuat dalam memecah bela bangsa. Dan ini semestinya mendapat perhatian serius dari masyarakat. Kenapa? Karena gerakan radikalisme ini adalah gerakan yang mengakar—mengadu domba. Dan korbannya bukan hanya kelompok tertentu saja, tetapi juga seluruh masyarakat. Perpecahan itu dimulai bukan dari hal yang besar, melainkan dimulai dari hal-hal kecil. jika sudah ada perpecahan, maka yang ada hanyalah rasa saling mencurigai. Bayangkan kalau dalam rumah tangga sudah ada rasa saling mencurigai yang selama ini akur, maka kehidupan itu tidak terasa nikmat lagi. Saat kita mengerjakan sesuatu, yang ada hanyalah ketidak nyamanan. Nah, inilah permasalahan besar bangsa kita yang sampai hari ini belum terselesaikan. Tapi saya yakin masyarakat Indonesia tidak mudah untuk dipecah bela. Saya sangat yakin itu. Jika hal itu terjadi, maka tentunya kita yang di daerah-daerah ini akan bereaksi. Wilyah atau daerah yang kondisi masyarakatnya sudah hidup rukun dan damai, wajib untuk dijaga. 

Terkait gerakan radikalisme, menurut Anda pribadi, apa saja indikator sebuah gerakan dikatakan radikal?
Menurut saya pribadi, sebuah ormas atau gerakan dikatakan radikal manakala mereka melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum, sewenang-wenang, menimbulkan kekerasan dan ketidak nyamanan, juga merugikan banyak pihak. Misal seperti ISIS. Disamping itu, organisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, mengubah ideologi negara dan menjadikannya negara satu agama, bagi saya itu memungkinkan termaksud dalam tindakan radikalisme. Kenapa? Karena ada upaya untuk mengganti, maka pasti akan ada langkah yang dilakukan. Dan langkah-langkah itulah yang tidak diketahui seperti apa bentuknya, bisa saja dengan tindakan radikal yang kita ketahui bersama. Kita melihat media sosial, begitu banyak tulisan-tulisan yang menghasut, mengadu domba, menyebarkan isu atau berita bohong (hoax) yang menimbulkan berbagai macam persepsi masyarakat, bagi saya itu bagian dari tindakan radikalisme. Tindakan radikalisme itu bukan semata-mata melakukan pengeboman, namun selama itu mengandung upaya manghasut, memecah bela bangsa maka itu merupakan bagian dari radikalisme. 

Apa sih yang membuat paham-paham radikalisme mudah masuk ke Indonesia?
-          Doktrin Agama. Doktrin-doktrin agama yang terlalu kaku yang terkadang membuat paham radikalisme itu mudah masuk dan dipelihara oleh seseorang atau kelompok tertentu. Penglihatan terhadap ajaran agama yang eksklusif dan menganggap diri paling benar. Ini harus disadari. Maka dari itu diperlukannya filterisasi dalam memberikan pemahaman agama. Seperti kejadian bom bunuh diri pengantin kemarin, saya yakin tidak ada satupun ajaran agama yang mengajarkan dan membenarkan tindakan tersebut.
-          Factor ekonomi. Kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan membuat banyaknya pengangguran di masyarakat. Jika seseorang menganggur, tidak memiliki sebuah pekerjaan, maka ia akan mudah ikut kelompok-kelompok tertentu, yang mana kelompok-kelompok itu menjanjikan sesuatu kepada mereka.
-          Kurangnya pengawasan yang ketat oleh aparat penegak hukum. Kerja intelejen dan aparat lainnya harus lebih dimaksimalkan lagi. Pendidikan semangat berkebangsaan itu tidak hanya dilakukan pada dunia pendidikan saja tetapi juga ke berbagai lapisan masyarakat. Tentunya negara harus mengambil bagian melalui aparaturnya ditingkat bawah untuk kembali mengajarkan hal itu.

Setujukah Anda jika ajaran agama itu sangat dekat dengan paham radikalisme?
Sangat setujuh. Karena doktrin agama itulah yang kadang-kadang membuat orang mabuk. Dan ketika doktrin itu semakin kuat masuk ke dalam pikiran seseorang tanpa ada kesiapan lahir batin untuk menerimanya, maka kesesatan pemahamanlah yang terjadi. Muncul-lah kasus bom diri pengantin, pengeboman kampung melayu, dan sebagainya. Pelaku dari peristiwa tersebut ketika ditelisik di rumahnya ditemukan benda-benda atau barang bukti yang mana itu berujung pada aktivitas keagamaan. Selama ini, saya belum melihat bahwa tindakan radikalisme itu tidak mengatasnamakan agama. Akan tetapi yang perlu diluruskan ialah, bukan agamanya yang salah atau radikal tetapi oknumnya yang menyesatkan dan membelokkan pemahaman keagamaan tersebut dari yang semestinya. 

Tragedi apa yang paling membekas dibenak Anda terkait radikalisme dan kebhinekaan yang terjadi di Indonesia?
Yang paling terkesan bagi saya adalah tragedi pengeboman Bali. Ketika saya mendengar peristiwa serupa, itu membuat saya termenung kembali dan menjadi catatan tersendiri. Apa sebenarnya permasalahan sampai kami orang-orang yang tidak tahu menahu tiba-tiba diperlakukan demikian. Selain memakan korban yang meninggal, itu juga menimbulkan duka dan trauma mendalam bagi para korban yang masih hidup dan keluarga yang ditinggalkan. Coba dibayangkan kalau kelurga kita yang mengalami hal serupa--Terimakah?
Ada baiknya kita kembali saja kepada fitrah kita sebagai manusia. Tak ada seorangpun dari kita yang hatinya membenarkan tindakan menyakiti dan membunuh seseorang. Sikap itu hanya memperlihatkan betapa naifnya kita sebagai manusia. Alangkah indahnya kita melihat negara ini kembali damai seperti dulu. Kita saling menghormati, menghargai. Ketika saya melihat teman-teman muslim, teman-teman kristen, tidak ada sediktpun rasa dalam benak saya bahwa ajaran mereka itu salah. Saya bahagai melihat mereka dengan keyakinannya masing-masing. Ketika mengajarpun, saya tidak pernah menyampaikan kepada anak didik saya bahwa ajaran Hindu-lah yang paling bagus. Kita harus saling menghormati, itu yang sering saya sampaikan kepada anak didik pun mahasiswa saya. Bahkan jelas dalam ayat-ayat kami itu mengatakan bahwa jalan-jalan yang dipilih oleh manusia itu adalah semuanya untuk menuju Tuhan. Saya selalu berpikir dan berpandangan, ketika umat muslim ke mesjid, umat kristen ke gereja, umat budha ke wihara, hati saya tambah damai. Mudah-mudahan saja benar bahwa di tempat ibadah itu yang selalu diwacanakan adalah kedamaian. Bukan malah membuat hati menjadi panas, hati menjadi dengki terhadap orang lain. Rumah ibadah itu harus menjadi pusat sumber kedamaian. Inilah juga yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Selama ini yang saya lihat, doktrin-doktrin agama di tempat ibadah itu kadang-kadang tidak semua bisa mendamaikan hati umat. Justru malah membuat umatnya menjadi pembenci terhadap umat yang lain. Makanya saya setuju dengan kebijakan kementrian agama tentang mekanisme seseorang menjadi penceramah. Harus ada spesifikasi yang dipenuhi bagi seseorang untuk menjadi penceramah.

Selain ISIS, menurut Anda adakah gerakan lain yang terindikator sebagai gerakan radikalisme?
Sejauh ini, selain ISIS saya rasa tidak ada. Karena yang saya dengar selama ini dari media televisi itu hanyalah gerakan-gerakan radikal yang mengarah dan berafiliasi ke ISIS saja. Kalau yang lain tidak ada. Terkait HTI, bagi saya kenapa dianggap radikal barangkali karena ideologinya saja yang kemudian bertentangan dengan pancasila. Belum ada saya dapatkan tindakan radikalisme yang dilakukan oleh HTI sebagaimana yang dilakukan ISIS. Sulawesi Tenggara juga merupakan salah satu wilayah yang basis HTI cukup banyak dan sampai sekarang masyarakat kita aman-aman saja.
Menurut Anda, bagaimana caranya kita menghormati kebhinekaan di Indonesia ini sehingga gerakan-gerakan radikalisme dan sebagainya itu tidak mengganggu kehidupan berbangsa?
Kita kembali kepada ajaran agama yang sebenarnya. Kembali kepada fitrah kita sebagai manusia. Kembali kepada jati diri kelahiran kita sebagai orang yang beragama, agama apapun itu. Seperti diajaran kami tidak ada ayat-ayat untuk mendeskritkan orang lain. Kita memiliki ajaran Ahimsak yang diwacanakan oleh Mahatma ghandi yang di India, ajaran tentang anti kekerasan--ajaran tentang persaudaraan. Itu yang kami pegang. Ada diajaran kitab suci kami tidak boleh menyakiti--tidak boleh membunuh. Kita memiliki filsafat Tatuamasi--Kau dan aku sama. Kita memiliki ajaran Wawisu dewa kutumbar--kita semua bersaudara. ketika kita semua bersaudara maka tidak ada persoalan bagi kita--tidak ada masalah, bagaimanapun perbedaan itu. Sekarang kita kembali kepada cita-cita awal negara kita. Mari berikan kontribusi terbaik kita bagi bangsa dan negara ini. Kita isi hal-hal yang belum maksimal dilakukan. Yakini dan amalkan agama kita dengan benar, jangan lagi disesat-sesatkan. Mari kita saling menghormati antara satu dengan yang lain. Dan hal tersebut sudah kita buktikan di Sulawesi Tenggara. Tidak ada masalah sampai sekarang yang menimbulkan keresahan antar umat di masyarakat, karena sikap kita yang saling menghargai dan menghormati. Saya sering melakukan dialog lintas agama, bertemu dan berdiskusi dengan para tokoh agama lain. Dan kita para tokoh agama sebenarnya sudah paham, sudah satu pemikiran, hanya saja perilaku orang-orang ditingkat bawah ini yang mengacaukan. 

Apa yang harus dilakukan agar kebhinekaan di Indonesia ini tetap terjaga sehingga gerakan radikalisme itu bisa terminimalisir dengan baik?
·         Pemerintah
Setiap kebijakan itu pasti ada yang tidak puas. Makanya sekarang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mensejahterakan semua rakyatnya. Kebijakan-kebijakan itu harus banyak pro rakyat. Sehingga masyarakat kita percaya kepada pemangku kebijakan. Selama ini kenapa terjadi hal-hal seperti itu karena memang masyarakat kita masih lapar. Banyak yang lapar sehingga mudah sekali terprovokasi. Tapi kalau masyarakat kita sudah sejahtera, memiliki pekerjaan yang bagus, memiliki penghasilan yang layak, rasanya tidak akan ada persoalan. Kita kembali kepada apa yang menjadi cita-cita awal bangsa ini. jika mengingat isi dari UUD 1945, badan ini merinding. Bagaimana tidak, sungguh mulianya cita-cita bangsa kita. Namun nyatanya sekarang jauh dari cita-cita itu. Kondisi anak-anak bangsa kita sekarang yang ada hanyalah saling menghujat, mencaci maki, menjelek-jelekkan satu sama lain. Inikan menjadi keprihatihan kita bersama. Padahal dulu saat kita mengusir penjajah, semua anak bangsa bersatu—bersama-sama dengan semangat yang menggebu-gebu dari berbagai macam daerah, suku, agama, golongan. Terus sekarang kita saling membenci, ini yang harus mulai kita benahi. Paham-paham radikal itu yah menjadi tugas penegak hukum untuk meminimalisir agar tidak bebas masuk dan berkeliaran di Indonesia. Pemerintah secepatnya harus menyelesaikan rumusan UU terkait gerakan radikalisme dan terorisme, agar gerakan tersebut mampu diberantas habis hingga ke akarnya.
·         Pendidikan
Harus ada langkah yang dilakukan dari mentri pendidikan. Selain memperbaiki kurikulum, pelajaran tentang nilai-nilai kebangsaan dan kewarganegaraan itu harus diberi porsi waktu lebih banyak. Dikegiatan ekstrakurikuler, agenda-agenda kepramukaan harus senantiasa dihidupkan kembali dan dimaksimalkan pelaksanaannya. Sebab sekarang, agenda-agenda pramuka itu sudah mulai berkurang aktivitasnya. Sudah tidak diwajibkan lagi seperti dulu. Disekolah-sekolah sudah tidak terjadwalkan dengan baik dan teratur. Hal-hal mendidik yang sifatnya kebersamaan itu harus dibangun. Kalau anak-anak kita dibiasakan berbaur dan bersosialisasi dengan orang-orang yg berbeda agama, suku, budaya, itu akan menumbuhkan sikap kebersamaan dan persatuan diantara mereka. Contohnya seperti kepolisian dan tentara, mereka begitu solid. Itu dikarenakan pendidikan yang membentuk mereka—membentuk karakter mereka, sehingga ketika keluar ke masyarakat tidak ada lagi sekat itu. Jika hal ini bisa dilakukan di tingkat pendidikan dasar, mulai dari TK hingga PT dengan konsep yang dikemas sesuai dengan tingkatannya masing-masing, maka akan menumbuhkan persatuan dan kesatuan bagi negara ini.
·         Institusi Keagamaan
Dari institusi keagamaan sendiri, harus sering mengadakan dialog lintas agama. Dari dialog itulah akan ada kesepakatan-kesepakatan bersama yang dibuat sebagaimana yang kami lakukan selama ini. Dan apa yang menjadi kesepakatan itu dikerjakan dan diteruskan ke masyarakat lainnya. Selain itu, setiap tokoh agama lebih banyak memahamkan nilai-nilai kebangsaan kepada umatnya sesuai dengan ajaran agama masing-masing. 

Peran apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa/pemuda sebagai generasi penerus bangsa dalam menanggulangi radikalisme dan menjaga kebhinekaan?
Sebagai mahasiswa, sebagai anak bangsa, kita mesti sadar bahwa memang keragaman ini harus kita jaga dan rawat bersama. Dalam keragaman inilah kita melihat keindahan yang sebenarnya. Yakinkan diri dan sampaikan kepada saudara-saudara kita bahwa keragaman Indonesia adalah warisan, sehingga warisan ini harus terjaga dengan baik. Ajaran agama kami menyampaikan bahwa tidak akan selamat hidup kita kalau apa yang diwariskan oleh orang tua tidak bisa dijaga. Lembaga kemahasiswaan atau kepemudaan, harus juga senantiasa berbicara mengenai semangat kebangsaan. Tidak saja diinternal masing-masing lembaga, tetapi juga diluar lembaga. Sering dialog lintas lembaga, lintas agama. Tidak saja para orang tua namun mahasiswa juga. Harus ada sebuah wadah untuk mahasiswa bertemu membahas permasalahan dan masa depan bangsa ini. Mahasiswa harus mengambil peran itu dan memahamkannya kepada yang lain. Karena jika hanya satu kelompok yang paham sedang yang lain tidak, maka keinginan itu tidak akan pernah bertemu.


Agama ialah pegangan hidup bagi mereka yang meyakininya. Mereka yang memahami agama dengan baik, maka hanya kebaikanlah yang lahir dari tutur lisan dan lakunya. Agama hadir untuk menjaga keteraturan alam dan seisinya, agar senantiasa sesuai dengan perintahNya. Agama hadir membawa kedamaian dan ketentraman, bukan membawa kekerasan. Sebab kekerasan hanya akan menimbulkan permusuhan—sebab kekerasan hanya akan menghasilkan kehancuran. Jika setiap orang menjalankan ajaran agamanya dengan benar, maka kehidupan bernegara suatu bangsa akan rukun dan sejahtera. Begitu juga di Indonesia. Meski dengan keanekaragaman yang dimilikinya, jika rakyatnya menjadi hamba Tuhan yang patuh dan ta’at terciptalah persatuan. Sebab keragaman bukanlah masalah melainkan takdir Tuhan untuk Indonesia.  

#AkuSiapIkutDM3
#DM3JATIM
#AyoGabungKAMMI
#JayakanIndonesia2045

Ramadhan 5
Keragaman adalah takdir Tuhan untuk Indonesia ^_^



Selasa, 28 Maret 2017


Selamat berjumpa "Maret"-mu, Langit.. ^_^

Sembilan_Belas adalah angka yang memperlihatkan bahwa perjuangan yang hendak kau mulai 19 tahun yang lalu, memasuki fase pendewasaan bukan? Dan kau telah memperlihatkan itu dengan menggagas sebuah narasi indah, tentang Kejayaan Indonesia 2045. Narasi yang kemudian tak berhenti hanya pada gagasan semata, namun mampu kau realisasikan dalam bentuk aksi nyata.

Syumul. Bagiku, itulah kata yang mewakili gerakanmu. Bagaimana tidak?? Visi, Misi, Kredo, Prinsip, Karakter, Paradigma, dan unsur-unsur perjuanganmu, semua itu memperlihatkan identitas Islam yang seharusnya ada pada sebuah gerakan Islam. Dan itu terpampang jelas dalam diri kader-kadermu yang dengan bangga orang-orang menyebutnya sebagai kader "Muslim Negarawan".

Aku meyakini, kau dan beragam gerakan mahasiswa serta gerakan kepemudaan lainnya ialah pewaris sah dari masa depan bangsa ini. Aku meyakini, dengan menjadikan Islam sebagai asas gerakannya, maka seruan kebaikan mampu kau bumikan dalam realitas kebangsaan dan perubahan--dengan damai dan penuh kesungguhan. Aku meyakini bahwa kau dan rakyat ibarat ruh dan jasad, yang mana hadirmu adalah solusi bagi tiap persoalan mereka, menjadi pertama yang senantiasa berada pada garda terdepan membela kepentingan mereka, dan menjadi asbab bagi kemuliaan mereka.

Teruntuk kalian yang senantiasa memperjuangkan perjuangannya..
Mari melangitkan Langit dengan realisasi visi dan citanya. Sudah cukup bagi kita untuk larut dalam romantisme sejarah. Saatnya bergerak, saatnya bekerja. Perubahan itu ada pada tangan-tangan kita sedang masa depan bangsa tergambar dengan jelas di depan mata. Masa depan yang tentunya dipenuhi dengan gejolak dan tantangan zaman. Harus ada yang kita persiapkan, harus ada yang kita lakukan, agar kelak kita mampu mengendalikan peradaban dunia. Jadilah solusi, bukan masalah. Ciptakanlah generasi baru yang siap memimpin dunia dengan segala kecanggihannya dan menjadikannya sesuai dengan tata aturanNya. Ingatlah pesan para pendahulu, siapa yang bergerak cepat maka ia-lah pemenangmya--siapa yang bergerak lambat maka bersiaplah untuk terhempas.

Menuju tahun mu ke-19, moga abdimu senantiasa abadi untuk negeri. Terus bergerak memberi kesadaran dan perbaikan bagi ummat. Untuk tiap perjuanganmu, moga berkah dan ridhoNya menyertai selalu. Sungguh, hanya pada Allah azzam wa jalla-lah kita berserah diri dan memohon pertolonganNya.

#Milad19KAMMI
#JayakanIndonesia2045
#DedikasiPerjuangan
#KAMMI9emilang


QA, 28 Maret 2017
#Langit;KAMMI, Terima kasih karena sudah menghadirkan cinta