Kau—yang namanya
selalu ada dalam rapalan do’a
Kau—yang hadirnya
selalu dirindukan
Masihkah kita pada
rasa yang sama?
Tentang ikrar
mulia—tentang mimpi indah
Lihatlah--langit gelap,
sepi, mendung, muram, duka
Awan lebat
berbaris berdekatan, menumpahkan hujan pada bumi
Sunyi membentang
di sepanjang perjalanan
Berkawankan rintikan
hujan yang menemani
Kau seolah lupa, kau
seolah hilang ingatan
Tenggelam, terbuai
pada kesibukan duniawi
Teriakan,
gertakan, gebrakan, tak jua menolehkanmu walau sesaat
Mulut terkatup
rapat tanpa suara
Asing pada keadaan
disekitar
Buta pada apa yang
terlihat
Tuli pada apa yang
terdengar
Di bawah langit
mendung, derai hujan begitu deras
Pada jalan, ada
jejak kaki yang mulai tersamarkan
Ada bunga mekar
yang terabaikan
Ada ribuan pohon
yang terluka
Dengarlah..
Langit menunggu
kabar kebaikan dari jiwa-jiwa yang dirindukannya
Jiwa-jiwa yang
mampu melihat dan menjamah pelangi dibalik awan gelapnya
Jiwa-jiwa yang
namanya disebut-sebut di hadapan Ar-Rahman
Jiwa-jiwa yang
dengan setia memperjuangkan cinta Ar-Rahim
Dan—kau, maukah menjadi
bagian dari mereka?
Yang dirindukan
oleh langit disepanjang perjalanan
02/08/2016; 21:30
wita
#RuangRasa
#HujanRindu
Qamra ‘Awanta
Tetaplah diperjalanan ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar